Minggu, 02 September 2012

Not Forever!?!


Hay guys.. kenalin namaku Cella, lahir dari dua bersaudara aku dan seorang kakak perempuanku yang sekarang kuliah di universitas terkemuka di Indonesia. Papaku seorang infestor yang biasa bolak-balik dari dalam ke luar negeri sedang mamaku seorang manager disebuah perusahaan yang cukup terkemuka di indonesia. Mungkin bayangan kalian hidupku sangat bahagia dan segala keinginanku pasti tercapai, yaps.. itu bener banget. Aku selama ini memang bahagia apapun yang kuinginkan selalu dikabulkan mama papaku, mempunyai keluarga yang amat sayang padaku walau kadang-kadang sepi karena kesibukan papa dan mama saat bekerja. Tapi yakinlah, mereka melakukan semua itu untuk aku, dan untuk masa depanku.
Hari ini adalah hari bahagiaku, this is my sweet seventeen masa yang ditunggu-tunggu oleh semua remaja, masa dimana kita mengenal sebuah cinta, kehidupan sesungguhnya, dan kedewasaan. Dalam  bayanganku umur 17th itu sangat bahagia seperti yang di sinetron-sinetron hehehe… aku kebanyakan nonton sinetron. Malam ini papa, mama dan kakakku udah nyiapin pesta yang sangat megah, megah untuk ukuran pesta anak remaja seperti aku ini. Semua teman-temanku diundang bahkan yang gak ku kenalpun diundang. Semua ini tak luput dari bantuan tiga sahabatku yang kami mulai sejak SMP, mereka Eca, Neni, dan Syva. Dimanapun dan kapanpun kalau ada aku pasti ada mereka. Mereka yang membuat daftar teman-teman yang diundang, mereka juga yang memilih kartu undangan yang bertemakan princess. Bahagia aku punya sahabat seperti mereka.
 Jam 07.00 malam pestapun dimulai dengan memakai pakaian princess plus topeng sesuai dengan tema pestaku. aku turun dari tangga, waw ternyata semua pandangan tertuju padaku. Astaga sepertinya aku jadi princess beneran, seperti yang di filem-filem. Nerves udah pasti, tapi untung ada kakakku di belakang yang rela jadi seperti babuku dengan memegang gaunku yang sangat megah. Pesta dimulai dengan serangkaian acara yang banyak banget, setelah sambutan-sambutan dari papa,mama dan temen-temen potong kuepun dilakukan. Seperti biasa kue pertama untuk mama kedua papa ketiga kakak dan keempat  tiga sahabatku. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kayaknya ada yang kurang, tapi apa? Oh ya, kalau di film-film biasanyakan sang pangeran datang dengan membawa sebuah cincin ditangannya lalu dipasangkan dijari manis sang putri.tapi aku mana, mana pangeranku tak kunjung datang, ahh… ngimpi ne. Cella Cella kebanyakan nonton filem!, pacar aja gak punya kok bayangin kayak gitu. Hemmm disaat seperti ini aku masih sempat bermimpi.aku sad ar dari mimpiku dan acaara selanjutnya yaitu dansa bersama, semua teman-temanku berdansa akupun juga, namun pesta dansa ini beda dari yang lainya kita gak boleh berdansa dengan pilihan kita sendiri namun harus dengan orang lain, dan setiap music berhanti harus berganti pasangan. Bayangkan betapa bingung saat pesta nanti.
 Music dimulai…. Pertama aku mendapatkan pasangan yang gak bisa berdansa sama sekali “membosankan” dalam hatiku. Dia kaku banget, kakiku hampir gak bisa gerak dan sialan cowok kuper itu malah injek kakiku. Arghhh sakit.. pengen teriak tapi malu sama yang lain, di tahan aja dahh. Kedua  dapat cowok yang terlalu alayy “ ih males banget”. Gayanya terlalu over, gerak kemana-mana semaunya sendiri kayak yang punya rumah aja. Ya tuhan semoga yang ketiga ini aku dapat yang baik dan perveck. Dan music ketiga pun dimulai, aku mumutar tubuhku kebelakang dan langsung berada di pelukan seorang cowok, dia tinggi, putih dan sangat nyaman aku berada dipelukanya. Rasanya aku gak ingin melepas pelukan ini tetap kupeluk tubuhnya yang keker itu,dan lagi-lagi aku membayangkan aku jadi princess lagi. Hemmmz senengna, tiba-tiba dia membisikkan kata ditelingaku “Cella ya?” bayanganku hilang dan jantungku tiba-tiba berdetak keras banget saperti drum yang lagi dipukul.
“iya, kamu siapa?” tanyaku, sayang aku gak tau siapa dia karna topengnya yang terlalu besar sehingga menutupi mata dan hidungnya, hanya senyumnya yang kelihatan. Manis manis dan manis senyumnya, aku mati rasa pengen cepat tau siapa pangeran ini.
“aku teman sekelas kamu” jawab sang pangeran.
“siapa sih,,” sambil menggaruk-garuk kepala (kebiasaanku saat bingung).
Belum sempat dia menjawab music udah berhenti lagi. Yahh sial banget !! dia pergi kemana aku tak tau, walau sudah ganti pasangan aku terus terbayang-bayang senyumnya yang manis.
Akhirnya jam0 9.00 malem pesta selesai, tamu-tamuku pun pulang satu persatu dan aku berdiri di depan pintu keluar untuk menyalami mereka semua. Aku bahagia + penasaran dengan pertemuan singkat tadi. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Iya,Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, mungkin itu yang bisa kurasakan. Kali ini tiga sahabatku tidur dirumahku untuk lembur membuka semua kado dari tamu-tamu yang datang tadi. Aku senyum-senyum sendiri di pojok kamarku yang udah penuh dengan kado-kado ulang tahunku.
Eca : “cell, lu udah gila ya?”
Aku : “iya, hahah” sambil lari keranjangku yang empuk dan lompat-lompat seperti anak TK.
Syva : “bener-bener gila ne orang” muka mereka bertiga bingung + lucu lihat tingkahku.
Aku :”aku bertemu sama pangeranku” Jawabku simple.
Mereka langsung mengroyokku untuk cerita siapa pangeran itu, ternyata mereka penasaran,aku ceritakan kejadian tadi sambil terus ketawa kegirangan. Sampai akhirnya Neni punya ide untuk ngadain sayembara, haha ada-ada aja ne orang. Tapi kami bertiga sepakat, sayembara dilaksanakan mulai besok. Kami bercerita hingga akhirnya terlelap dengan posisi yang masih berantakan.
            Kriing…kring…. Alarmku udah bunyi, matahari udah mengintip kami berempat dari jendela yang udah dibuka sama bi.inem. aku bangun pertama, karna aku yang terlalu semangat untuk hari ini. Hehe
“Guys,, ayokk bangun, ajang mencari pangeran dimulai !”semangatku.
“eh,, semangat banget sih lo buat nyari cowok itu” sahut Syva.
“dia tu pangeranku tauk” sambil ketawa lagi, aku bener-bener jatuh cinta sama dia.
“ihh males gilaa, hari gini masih ada pangeran, NGIMPI”
            Sampai disekolah. “Cell, kita mulai dari mana ne?” tanya Eca.
“gerbang sekolah”
“eh, gila lo masak kita harus liatin bibir semua cowok trus suruh senyum di depan elo?”
“iya donkk, gimana lagi” tegasku.” Kita sahabatkan??” kata-kata itu yang selalu kami ucapkan saat ada perselisihan.
“iya dehh,” sedikit senyum.
1 2 3 4………. Sampai 50 cowok udah aku liatin semua, tapi gak ada yang sama seperti senyum sang pangeran. Kemana sih kamu pangeranku!.
“eh guys, kayaknya aku inget sesuatu” sambil menggerumbul.
“what??” gaya sok inggrisnya Syva keluar.
“semalem kayaknya pangeran bilang kalau dia temen sekelas kita deh”
“arghh tolol banget lu baru inget sekarang” emosinya neni muncul dah, emang cewek ini gampang emosi.
Hehehe… aku hanya bisa ketawa dan kami langsung meluncur kekelas.
Didepan kales aku berhenti mendadak. “kenapa?” tanya eca.
“nerves” jawabku sambil memegang jantungku. Neni yang gak sabaran langsung menarik tanganku dan masuk kekelas. Aku pandangi semua cowok-cowok dalam kelas, ih mereka pada ancur semua, Bukan dia bangett.
Hari pertama kami belum menemukan pangeran itu, hari keduapun masih sama, aku berdoa sama Tuhan semoga hari ini aku bisa menemukan pangeranku. Aku udah sedikit frustasi untuk mencari dia, tapi Eca selalu yakinin aku untuk terus berusaha nyari dia dan aku harus yakin bakal ketemu sama sang pangeran. Kami berjalan deri kelas menuju kantin, dari kejauhan aku melihat sosok yang sedang asyk menari diruang Seni. Ingin aku melihat dari dekat, tapi si Neni udah kelaperan banget.
“gue pengen kesana” kataku.
“so, kalo lu udah kesana lu mau ngapain?” tanya Syva.
“pengen liat dia aja”
“lu pa gak kasihan tu sama Neni yang udah kelaperan banget, pliss deh Cell jangan egois”
Aku diam, “ya udah, aku sama Cella ke cowok itu, kalian makan aja dulu” sahut Eca.
Aku dan Eca langsung lari keruang itu, ku lihat sosok cowok yang sedang ngedance bagus banget. Aku melihatnya dari celah jendela, mungkin dia menyadari kalau aku sedang melihatnya, dan diapun mematikan musicnya. Dia melempar senyum pada kami. Tuhan trimakasih, ini bener-bener senyum pangeranku. “ini orangnya ca” sambil menyenggol bahu Eca. “gak salah Cell?” Eca terlihat shock. “emang kenapa ca?” tanyaku. “oh, gak papa kok” jawab Eca.Dia menghampiri kami, dan lagi-lagi melempar senyum manisnya. Tapi sepertinya arahnya ke Eca, ah mungkin haya perasaanku gak mungkin Eca kenal sama pangeranku.
Kami mulai berkenalan dan aku tau namanya adalah Axel,bukan teman sekelasku tapi tepatnya disamping kelasku. Mulai saat itu kami sering jalan bareng, dan kami semakin deket. Aku seneng banget, bener-bener ngrasa seperti princess. Aku bener-bener sayang sama dia aku gak mau kehilangan cinta pertamaku ini. Udah satu bulan kami deket , waktu yang cukup lama untuk ukuran remaja. Tapi dia kok belum nembak aku ya? Biasanya temen-temen satu minggu PDkate udah bisa jadian, aku kok enggak?. Aku terlanjur sayang sama dia Tuhan, tolong jangan ambil dia. Malam hari kami jalan-jalan disebuah pasar malem, aku naik odong-odong bersamanya seneng rasanya. Ketawa dan katawa setiap jalan denganya, sampai akhirnya aku mulai capek dan aku mengajaknya istirahat disebuah warung pinggir jalan, aku hampir gak pernah duduk ditempat seperti ini, tapi kali ini aku menikmatinya bersama Axel, aku lupakan semua kata-kata papa dan mama kalau warung pinggiran itu kotor, gak layak untuk dimakan. Tapi, saat aku menikmatinya bersama Axel tempat ini menjadi tempat paling indah yang pernah kutemui, tiba-tiba aku ingin bertanya dengan kejelasan hubungan ini. “axel, aku mau ngomong” kataku
“ngomong apa, ngomong aja Cell” sambil mengelus rambutku.
“hubungan kita ini apa? Pacar bukan,temen juga enggak.”
Axel diam, “axel jawab donk” tegasku.
“aku juga bingung” simple jawabnya.
“aku sayang sama kamu, dan kamu pasti juga sayang sama aku” dengan PDnya aku bilang kayak gitu.
“Cell, aku sayang sama kamu, tapi aku anggep kamu cuma sebagai adekku”
“hah, adek? Trus sifat kamu slama ini ke aku?” airmataku mulai menetes.
“itu semua Eca yang suruh, dia ingin kamu bahagia. Dari dulu aku dan Eca udah pacaran, tapi dia putusin aku dan nyuruh aku sama kamu.tapi aku gak bisa Cell,aku masih sayang sama Eca.”
“Eca, dia, dia jahat banget tega buat aku seperti ini” suaraku mengecil.
“cell, sadar donk, dia lakuin ini karna dia sayang sama kamu. Dia relain perasaanya hanya karna ingin melihat kamu bahagia” dia membela Eca.
“aku gak peduli, yang jelas Eca udah bikin aku sakit, aku benci Eca” kataku sambil lari meninggalkan axel.
“Cell, Cell, tunggu dulu…” aku gak peduli suara itu.
Semalaman aku menangis dan dalam hatiku aku hanya membenci Eca. Aku sms Neni dan Syva, mereka langsung datang kerumahku aku cerita sama mereka, tapi apa mereka juga membela Eca. Apa sih hebatnya Eca, semua orang lebih bela dia ketimbang aku. Mereka bukan lagi sahabatku, aku melupakan semua kebaikan mereka padaku. “kalian pulang aja, kalian bukan sahabatku lagi” kataku pada Neni dan Syva. “Cell, lo sadar donkk, gimana egoisnya lo sekarang, gak selamanya apa yang lo pengen bisa tercapai!” kata Neni dan mereka langsung pergi . kata-kata Neni selalu ada difikiranku, apa bener aku terlalu egois? Semalaman aku hanya menangis dan memikirkan kata itu.
            Pagi aku berangkat seperti biasa, tak ada lagi senyum di pagiku mataku bengkak karna menangis semalam. Aku bertemu Neni dan syva tapi mereka diam aja, sepertinya mereka marah padaku. Aku duduk dibangkuku dan lagi-lagi menagis. Tiba-tiba Eca datang menghampiriku “ Cell, maafin aku ya” katanya. Aku diem aja, aku masih terlalu egois untuk bisa berfikir positif. “Cell, apa kamu mau persahabatan yang udah kita jalin selama bertahun-tahun hancur hanya karna cowok?” katanya lagi. Hatiku tergugah, betapa egoisnya aku, Cuma hanya gara-gara cowok aku seperti ini. Padahal Eca gak salah, aku yang salah telah merusak hubungan cinta mereka. Aku mengangkat tubuhku dan memeluk Eca “Ca, maafin aku, aku terlalu egois, kamu gak salah” tangisku semakin panjang. Dari belakang Neni dan Syva memeluk kami, “gini donk, kan persahabatan kita utuh lagi, gak ancur Cuma gara-gara cowok” ledek Neni.
Akhirnya persahabatan kami kembali seperti semula, aku gak marah lagi sama Axel dan Eca. Dan Ecapun menolak saat diajak balikan sama Axel, dia lakukan itu semata-mata hanya untuk menjaga perasaanku padahal aku tau Eca masih sangat sayang sama Axel. Mungkin kalau aku udah menemukan pangeran yang lebih dari Axel baru Eca mau kembali ke Axel. Itulah sahabat, sahabat terbaikku sampai kapanpun.
Satu kata yang harus selalu kita ingat “ gak selamanya apa yang kita inginkan selalu tercapai ”, ternyata walau aku punya segalanya harta yang melimpah dan keluarga yang bahagia aku masih belum punya cinta di usia remajaku ini. Cinta belum memihak padaku, tapi yakinlah ada saatnya kapan kita mendapatkan semua itu. Berusaha, dan berdoa adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan.Semangatt kawann…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar