Hay
guys.. kenalin namaku Cella, lahir dari dua bersaudara aku dan seorang kakak
perempuanku yang sekarang kuliah di universitas terkemuka di Indonesia. Papaku
seorang infestor yang biasa bolak-balik dari dalam ke luar negeri sedang mamaku
seorang manager disebuah perusahaan yang cukup terkemuka di indonesia. Mungkin
bayangan kalian hidupku sangat bahagia dan segala keinginanku pasti tercapai,
yaps.. itu bener banget. Aku selama ini memang bahagia apapun yang kuinginkan
selalu dikabulkan mama papaku, mempunyai keluarga yang amat sayang padaku walau
kadang-kadang sepi karena kesibukan papa dan mama saat bekerja. Tapi yakinlah,
mereka melakukan semua itu untuk aku, dan untuk masa depanku.
Hari
ini adalah hari bahagiaku, this is my sweet seventeen masa yang ditunggu-tunggu
oleh semua remaja, masa dimana kita mengenal sebuah cinta, kehidupan
sesungguhnya, dan kedewasaan. Dalam bayanganku umur 17th itu sangat
bahagia seperti yang di sinetron-sinetron hehehe… aku kebanyakan nonton
sinetron. Malam ini papa, mama dan kakakku udah nyiapin pesta yang sangat
megah, megah untuk ukuran pesta anak remaja seperti aku ini. Semua
teman-temanku diundang bahkan yang gak ku kenalpun diundang. Semua ini tak
luput dari bantuan tiga sahabatku yang kami mulai sejak SMP, mereka Eca, Neni,
dan Syva. Dimanapun dan kapanpun kalau ada aku pasti ada mereka. Mereka yang
membuat daftar teman-teman yang diundang, mereka juga yang memilih kartu
undangan yang bertemakan princess. Bahagia aku punya sahabat seperti mereka.
Jam 07.00 malam pestapun dimulai dengan
memakai pakaian princess plus topeng sesuai dengan tema pestaku. aku turun dari
tangga, waw ternyata semua pandangan tertuju padaku. Astaga sepertinya aku jadi
princess beneran, seperti yang di filem-filem. Nerves udah pasti, tapi untung
ada kakakku di belakang yang rela jadi seperti babuku dengan memegang gaunku
yang sangat megah. Pesta dimulai dengan serangkaian acara yang banyak banget,
setelah sambutan-sambutan dari papa,mama dan temen-temen potong kuepun
dilakukan. Seperti biasa kue pertama untuk mama kedua papa ketiga kakak dan
keempat tiga sahabatku. Sama seperti
tahun-tahun sebelumnya, kayaknya ada yang kurang, tapi apa? Oh ya, kalau di
film-film biasanyakan sang pangeran datang dengan membawa sebuah cincin ditangannya
lalu dipasangkan dijari manis sang putri.tapi aku mana, mana pangeranku tak
kunjung datang, ahh… ngimpi ne. Cella Cella kebanyakan nonton filem!, pacar aja
gak punya kok bayangin kayak gitu. Hemmm disaat seperti ini aku masih sempat
bermimpi.aku sad ar dari mimpiku dan acaara selanjutnya yaitu dansa bersama,
semua teman-temanku berdansa akupun juga, namun pesta dansa ini beda dari yang
lainya kita gak boleh berdansa dengan pilihan kita sendiri namun harus dengan
orang lain, dan setiap music berhanti harus berganti pasangan. Bayangkan betapa
bingung saat pesta nanti.
Music dimulai…. Pertama aku mendapatkan
pasangan yang gak bisa berdansa sama sekali “membosankan” dalam hatiku. Dia
kaku banget, kakiku hampir gak bisa gerak dan sialan cowok kuper itu malah
injek kakiku. Arghhh sakit.. pengen teriak tapi malu sama yang lain, di tahan
aja dahh. Kedua dapat cowok yang terlalu
alayy “ ih males banget”. Gayanya terlalu over, gerak kemana-mana semaunya
sendiri kayak yang punya rumah aja. Ya tuhan semoga yang ketiga ini aku dapat
yang baik dan perveck. Dan music ketiga pun dimulai, aku mumutar tubuhku
kebelakang dan langsung berada di pelukan seorang cowok, dia tinggi, putih dan
sangat nyaman aku berada dipelukanya. Rasanya aku gak ingin melepas pelukan ini
tetap kupeluk tubuhnya yang keker itu,dan lagi-lagi aku membayangkan aku jadi
princess lagi. Hemmmz senengna, tiba-tiba dia membisikkan kata ditelingaku
“Cella ya?” bayanganku hilang dan jantungku tiba-tiba berdetak keras banget
saperti drum yang lagi dipukul.
“iya, kamu
siapa?” tanyaku, sayang aku gak tau siapa dia karna topengnya yang terlalu
besar sehingga menutupi mata dan hidungnya, hanya senyumnya yang kelihatan.
Manis manis dan manis senyumnya, aku mati rasa pengen cepat tau siapa pangeran
ini.
“aku teman
sekelas kamu” jawab sang pangeran.
“siapa sih,,”
sambil menggaruk-garuk kepala (kebiasaanku saat bingung).
Belum sempat dia
menjawab music udah berhenti lagi. Yahh sial banget !! dia pergi kemana aku tak
tau, walau sudah ganti pasangan aku terus terbayang-bayang senyumnya yang
manis.
Akhirnya jam0
9.00 malem pesta selesai, tamu-tamuku pun pulang satu persatu dan aku berdiri
di depan pintu keluar untuk menyalami mereka semua. Aku bahagia + penasaran
dengan pertemuan singkat tadi. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Iya,Aku
jatuh cinta pada pandangan pertama, mungkin itu yang bisa kurasakan. Kali ini
tiga sahabatku tidur dirumahku untuk lembur membuka semua kado dari tamu-tamu
yang datang tadi. Aku senyum-senyum sendiri di pojok kamarku yang udah penuh
dengan kado-kado ulang tahunku.
Eca : “cell, lu
udah gila ya?”
Aku : “iya,
hahah” sambil lari keranjangku yang empuk dan lompat-lompat seperti anak TK.
Syva :
“bener-bener gila ne orang” muka mereka bertiga bingung + lucu lihat tingkahku.
Aku :”aku bertemu
sama pangeranku” Jawabku simple.
Mereka langsung
mengroyokku untuk cerita siapa pangeran itu, ternyata mereka penasaran,aku
ceritakan kejadian tadi sambil terus ketawa kegirangan. Sampai akhirnya Neni punya
ide untuk ngadain sayembara, haha ada-ada aja ne orang. Tapi kami bertiga
sepakat, sayembara dilaksanakan mulai besok. Kami bercerita hingga akhirnya
terlelap dengan posisi yang masih berantakan.
Kriing…kring…. Alarmku udah bunyi,
matahari udah mengintip kami berempat dari jendela yang udah dibuka sama
bi.inem. aku bangun pertama, karna aku yang terlalu semangat untuk hari ini.
Hehe
“Guys,, ayokk
bangun, ajang mencari pangeran dimulai !”semangatku.
“eh,, semangat
banget sih lo buat nyari cowok itu” sahut Syva.
“dia tu
pangeranku tauk” sambil ketawa lagi, aku bener-bener jatuh cinta sama dia.
“ihh males
gilaa, hari gini masih ada pangeran, NGIMPI”
Sampai disekolah. “Cell, kita mulai
dari mana ne?” tanya Eca.
“gerbang
sekolah”
“eh, gila lo
masak kita harus liatin bibir semua cowok trus suruh senyum di depan elo?”
“iya donkk,
gimana lagi” tegasku.” Kita sahabatkan??” kata-kata itu yang selalu kami
ucapkan saat ada perselisihan.
“iya dehh,”
sedikit senyum.
1 2 3 4……….
Sampai 50 cowok udah aku liatin semua, tapi gak ada yang sama seperti senyum
sang pangeran. Kemana sih kamu pangeranku!.
“eh guys,
kayaknya aku inget sesuatu” sambil menggerumbul.
“what??” gaya
sok inggrisnya Syva keluar.
“semalem
kayaknya pangeran bilang kalau dia temen sekelas kita deh”
“arghh tolol
banget lu baru inget sekarang” emosinya neni muncul dah, emang cewek ini
gampang emosi.
Hehehe… aku
hanya bisa ketawa dan kami langsung meluncur kekelas.
Didepan kales
aku berhenti mendadak. “kenapa?” tanya eca.
“nerves” jawabku
sambil memegang jantungku. Neni yang gak sabaran langsung menarik tanganku dan
masuk kekelas. Aku pandangi semua cowok-cowok dalam kelas, ih mereka pada ancur
semua, Bukan dia bangett.
Hari pertama
kami belum menemukan pangeran itu, hari keduapun masih sama, aku berdoa sama
Tuhan semoga hari ini aku bisa menemukan pangeranku. Aku udah sedikit frustasi
untuk mencari dia, tapi Eca selalu yakinin aku untuk terus berusaha nyari dia
dan aku harus yakin bakal ketemu sama sang pangeran. Kami berjalan deri kelas
menuju kantin, dari kejauhan aku melihat sosok yang sedang asyk menari diruang
Seni. Ingin aku melihat dari dekat, tapi si Neni udah kelaperan banget.
“gue pengen
kesana” kataku.
“so, kalo lu
udah kesana lu mau ngapain?” tanya Syva.
“pengen liat dia
aja”
“lu pa gak
kasihan tu sama Neni yang udah kelaperan banget, pliss deh Cell jangan egois”
Aku diam, “ya
udah, aku sama Cella ke cowok itu, kalian makan aja dulu” sahut Eca.
Aku dan Eca
langsung lari keruang itu, ku lihat sosok cowok yang sedang ngedance bagus
banget. Aku melihatnya dari celah jendela, mungkin dia menyadari kalau aku
sedang melihatnya, dan diapun mematikan musicnya. Dia melempar senyum pada
kami. Tuhan trimakasih, ini bener-bener senyum pangeranku. “ini orangnya ca”
sambil menyenggol bahu Eca. “gak salah Cell?” Eca terlihat shock. “emang kenapa
ca?” tanyaku. “oh, gak papa kok” jawab Eca.Dia menghampiri kami, dan lagi-lagi
melempar senyum manisnya. Tapi sepertinya arahnya ke Eca, ah mungkin haya
perasaanku gak mungkin Eca kenal sama pangeranku.
Kami
mulai berkenalan dan aku tau namanya adalah Axel,bukan teman sekelasku tapi tepatnya
disamping kelasku. Mulai saat itu kami sering jalan bareng, dan kami semakin
deket. Aku seneng banget, bener-bener ngrasa seperti princess. Aku bener-bener
sayang sama dia aku gak mau kehilangan cinta pertamaku ini. Udah satu bulan
kami deket , waktu yang cukup lama untuk ukuran remaja. Tapi dia kok belum
nembak aku ya? Biasanya temen-temen satu minggu PDkate udah bisa jadian, aku
kok enggak?. Aku terlanjur sayang sama dia Tuhan, tolong jangan ambil dia. Malam
hari kami jalan-jalan disebuah pasar malem, aku naik odong-odong bersamanya
seneng rasanya. Ketawa dan katawa setiap jalan denganya, sampai akhirnya aku
mulai capek dan aku mengajaknya istirahat disebuah warung pinggir jalan, aku
hampir gak pernah duduk ditempat seperti ini, tapi kali ini aku menikmatinya
bersama Axel, aku lupakan semua kata-kata papa dan mama kalau warung pinggiran
itu kotor, gak layak untuk dimakan. Tapi, saat aku menikmatinya bersama Axel
tempat ini menjadi tempat paling indah yang pernah kutemui, tiba-tiba aku ingin
bertanya dengan kejelasan hubungan ini. “axel, aku mau ngomong” kataku
“ngomong apa,
ngomong aja Cell” sambil mengelus rambutku.
“hubungan kita
ini apa? Pacar bukan,temen juga enggak.”
Axel diam, “axel
jawab donk” tegasku.
“aku juga
bingung” simple jawabnya.
“aku sayang sama
kamu, dan kamu pasti juga sayang sama aku” dengan PDnya aku bilang kayak gitu.
“Cell, aku
sayang sama kamu, tapi aku anggep kamu cuma sebagai adekku”
“hah, adek? Trus
sifat kamu slama ini ke aku?” airmataku mulai menetes.
“itu semua Eca
yang suruh, dia ingin kamu bahagia. Dari dulu aku dan Eca udah pacaran, tapi
dia putusin aku dan nyuruh aku sama kamu.tapi aku gak bisa Cell,aku masih
sayang sama Eca.”
“Eca, dia, dia
jahat banget tega buat aku seperti ini” suaraku mengecil.
“cell, sadar
donk, dia lakuin ini karna dia sayang sama kamu. Dia relain perasaanya hanya
karna ingin melihat kamu bahagia” dia membela Eca.
“aku gak peduli,
yang jelas Eca udah bikin aku sakit, aku benci Eca” kataku sambil lari meninggalkan
axel.
“Cell, Cell,
tunggu dulu…” aku gak peduli suara itu.
Semalaman aku
menangis dan dalam hatiku aku hanya membenci Eca. Aku sms Neni dan Syva, mereka
langsung datang kerumahku aku cerita sama mereka, tapi apa mereka juga membela
Eca. Apa sih hebatnya Eca, semua orang lebih bela dia ketimbang aku. Mereka
bukan lagi sahabatku, aku melupakan semua kebaikan mereka padaku. “kalian
pulang aja, kalian bukan sahabatku lagi” kataku pada Neni dan Syva. “Cell, lo
sadar donkk, gimana egoisnya lo sekarang, gak selamanya apa yang lo pengen bisa
tercapai!” kata Neni dan mereka langsung pergi . kata-kata Neni selalu ada
difikiranku, apa bener aku terlalu egois? Semalaman aku hanya menangis dan
memikirkan kata itu.
Pagi aku berangkat seperti biasa,
tak ada lagi senyum di pagiku mataku bengkak karna menangis semalam. Aku bertemu
Neni dan syva tapi mereka diam aja, sepertinya mereka marah padaku. Aku duduk
dibangkuku dan lagi-lagi menagis. Tiba-tiba Eca datang menghampiriku “ Cell,
maafin aku ya” katanya. Aku diem aja, aku masih terlalu egois untuk bisa
berfikir positif. “Cell, apa kamu mau persahabatan yang udah kita jalin selama
bertahun-tahun hancur hanya karna cowok?” katanya lagi. Hatiku tergugah, betapa
egoisnya aku, Cuma hanya gara-gara cowok aku seperti ini. Padahal Eca gak
salah, aku yang salah telah merusak hubungan cinta mereka. Aku mengangkat
tubuhku dan memeluk Eca “Ca, maafin aku, aku terlalu egois, kamu gak salah”
tangisku semakin panjang. Dari belakang Neni dan Syva memeluk kami, “gini donk,
kan persahabatan kita utuh lagi, gak ancur Cuma gara-gara cowok” ledek Neni.
Akhirnya
persahabatan kami kembali seperti semula, aku gak marah lagi sama Axel dan Eca.
Dan Ecapun menolak saat diajak balikan sama Axel, dia lakukan itu semata-mata
hanya untuk menjaga perasaanku padahal aku tau Eca masih sangat sayang sama
Axel. Mungkin kalau aku udah menemukan pangeran yang lebih dari Axel baru Eca
mau kembali ke Axel. Itulah sahabat, sahabat terbaikku sampai kapanpun.
Satu kata yang
harus selalu kita ingat “ gak selamanya apa yang kita inginkan selalu tercapai
”, ternyata walau aku punya segalanya harta yang melimpah dan keluarga yang
bahagia aku masih belum punya cinta di usia remajaku ini. Cinta belum memihak
padaku, tapi yakinlah ada saatnya kapan kita mendapatkan semua itu. Berusaha,
dan berdoa adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan.Semangatt kawann…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar